Sekertariat: Jl.Kaliurang Km. 8,5. Dayu, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman,
Yogyakarta.
Kesenian jathilan atau kuda lumping
merupakan gabungan dari seni musik dan seni tari yang digabungkan sehingga
menjadi sebuah kesenian yang babus serta amat populer di kalangan masyarakat
Jawa. Jathilan dimainkan dengan menggunakan kuda kepang (jaran kepang) yang di mainkan oleh enam atau delapan orang yang
menyatukan tarian itu sendiri dengan kekuatan magis.
Asal usul kata jathilan itu sendiri adalah
berasal dari bahasa jawa yaitu “jan”
yang berarti “amat” dan “til-tilan” yang berarti “banyak gerak”.
Untuk mengiringi kesenian ini membutuhkan gamelan
yang terdiri dari drum, kendang, kenong/bonang, saron, dan gong. Setiap
pertunjukan jathilan selalu diwarnai dengan kekuatan magis yang biasanya
terjadi pada para pemainnya dalam bentuk kesurupan. Jadi dalam setiap
pergelaran seni jathilan ada personil yang bertugas sebagai pawang, yang mempunyai tugas untuk
mengendalikan jalannya kesenian ini dan mengendalikan roh halus atau lelembut
yang merasuki tubuh pemain-pemain seni jathilan. Tentunya personil yang menjadi
pawang tersebut harus mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan magis
ataupun mistis.
Seiring perkembangan zaman, kesenian
jathilan juga semakin berkembang. Yang dulunya hanya menggunakan gamelan
sederhana, sekarang sudah dibaur dengan musik modern. Hasilnya adalah kesenian
jathilan “Kreasi Baru”. Salah satu
dusun yang masih melestarikan kesenian tradisional jathilan ialah di dusun Dayu,sinduharjo,ngaglik,sleman,yogyakarta.
Kesenian di Dayu tersebut adalah Jathilan kreasi baru yang di beri nama “TURONGGO MUDO” yang tentunya ada daya
tarik tersendiri bagi para warga sekitar dan bagi penikmat jatilan.
Pada babak pertama adalah babak putra tang
di tengah-tengah permainan ada fragmen nya. Yang berjudul MINAK JINGGO GUGUR.
Cerita ini yang mengisahkan tentang Adipati Minak Jinggo dari BLAMBANGAN yang
tergila-gila (Gandrung) dengan Ratu putri Majapahit Sang Dyah Ayu Kencana Wungu
untuk di jadikan permaisuri di Kadipaten Blambangan.
Akan tetapi cintanya bertepuk sebelah
tangan, lamaran Adipati minak jinggo di tolak dan terjadilah peperangan antara
blambangan dan majapahit. Akan tetapi karena kesaktian adipati minak jinggo,
maka yang mempunyai gada wesi kuning, semua senopati majapahit gugur. Hingga
pada suatu saat ratu kencana wungu mengadakan sayembara “barang siapa bisa
mengalahkan minak jinggo maka akan di jadikan suami dan mendudukui tahta
majapahit”.
Maka berangkatlah Damar wulan menantu
patihLogendir untuk menjadi senopati maja pahit. Akan tetapi karna kesaktian
minak jinggo terletak pada pusakanya gada wesi kuning maka damar wulan
bermaksud mencuri pusakanya melalui selir adipati minak jingga yang bernama
wahito puyengan. Setelah mendapatkan kelemahan adipati minak jinggo maka
terjadi pepetrangan antara damar wulan dan minak jinggo akan tetapi karena
pusakanya sudah di kuasai damarwulan maka minak jinggo pun gugur dengan
pusakanya sendiri.
Kisaah
ini hanya akan anda saksikan di pementasan jatilan kreasi baru TURONGGO MUDO
Dayu, dan masih banyak kisah yang lain yang dapat anda nikmati di pementasan
jatilan kreasi baru TURONGGO MUDO Dayu diantaranya “Sekar taji murco” .
Turangga
mudo juga mempunyai babak putri yang juga ada fragmen nya yang ber beda.
Dengan sekertariat:
Jl.Kaliurang Km. 8,5. Dayu, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
CP:
- HP: 087738224991, Flexy:
(0274)2680072 (Bp. Alex susukadi)
-HP: 087838343113 (Kang
Robert)
SUSUNAN
PENGURUS
KETUA I : Bp. Bejo kisnanto
KETUA II : Bp. Hartono
BENDAHARA : Bp. Sukadi (Debleng)
KEAMANAN I :
Bp. Mudho Raharjo
KEAMANAN II :
Kang Robert
Tidak ada komentar:
Posting Komentar